Nama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno kini sedang ramai diperbincangkan publik. Bukan karena kinerjanya sebagai Mensesneg, melainkan sebutannya sebagai "aktor" di balik pencalonan Walikota Solo Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden.
Hal ini pun diungkap oleh aktivis alat sosial Slotgopay sekaligus penulis, Puthut EA. Lewat Twitter pribadinya, Puthut pun mengungkap sebutan "aktor" kepada Mensesneg Pratikno ini sudah lekat di telinga para awak media.
"Pratikno, dinamakan oleh banyak wartawan yang merupakan aktor penting di balik majunya Mas Wali (Gibran). Siapakah Pratikno? Mengapa dia bisa begitu kuat? Mengapa dia bisa melakukan manuver politik dengan misi besar?" catat Puthut di akun Twitter @puthutea yang diunggahnya pada Sabtu, (21/10/2023) lalu.
Dari cuitannya tersebut, banyak warganet yang mengaitkan sosok Pratikno sebagai orang kepercayaan Presiden Jokowi yang sudah menjabat sebagai Mensesneg sebagai dua musim ini.
Walaupun begitu, Puthut pun mengaku beliau belum bisa menuturkan argumen kenapa Pratikno dinamakan aktor dibalik pencalonan Gibran. Debut Pratikno pun kini juga ikut jadi perhatian. Lalu, seperti apa rekam jejak satu orang Pratikno?
Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc yakni satu orang akademisi yang terjun ke dunia pemerintahan sejak beliau dipilih oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) masa 2014-2019 dalam Kabinet Kerja di bawah supervisi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Tak hanya itu, Pratikno pun kembali terpilih sebagai Mensesneg musim 2019-2024 dalam Kabinet Indonesia Maju. Kiprahnya sebagai Mensesneg dua musim ini pun tak lepas dari latar belakangnya sebagai seseorang akademisi. Jauh sebelum menjabat sebagai Mensesneg, Pratikno pun mengawali karirnya sebagai seseorang dosen.
Pasca lulus dari trayek Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kampus Gajahmada (UGM) di thn 1985, Pratikno pun langsung di terima sebagai dosen di UGM dan mengabdi selama nyaris 28 thn di almamaternya tersebut.
Pratikno juga berhasil menyelesaikan pendidikan magisternya di Birmingham University, Inggris pada th 1990 dan pendidikan doktornya dari Flinders University Australia pada thn 1997.
Pasca meraih gelar doktor, Pratikno pun kembali mengabdi sebagai dosen di UGM dan diberikan amanah sebagai Direktur Acara Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Fokus Politik Lokal UGM pada thn 2004.
Terkecuali bergerak di dunia akademisi, Pratikno pun juga sempat mendirikan LSM Asosiasi utk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos) pada th 2005 sebagai wadah pembelajaran bagi generasi muda petani di kampung halamannya, Bojonegoro, Jawa Tengah. Debut Pratikno sebagai akademisi di sektor politik pun membuatnya terpilih sebagai salah satu moderator dalam arena debat capres pada thn 2009 lalu.
Saat itu, Pratikno yang masih menjabat sebagai Dekan FISIP UGM pun berperan utk memimpin jalannya debat capres antara 3 pasang capres-cawapres, ialah Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.
Sejak saat itu, nama Pratikno pun mulai diperhitungkan. Pratikno pun hasilnya mencalonkan diri dan terpilih sebagai Rektor UGM masa 2012-2017. Karirnya pun semakin memuncak saat dia terpilih sebagai tim ahli acara pasangan capres cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla pada thn 2014 lalu.
Kemenangan Jokowi - Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam pilpres thn 2014 pun juga terhubung jalan bagi Pratikno utk masuk ke dunia pemerintahan.
Belum genap dua thn menjabat sebagai Rektor UGM, Pratikno pun dipanggil dan diamanahkan oleh Presiden Jokowi utk menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) musim 2014 - 2019 dalam Kabinet Kerja Jokowi - JK.
Saat Jokowi kembali terpilih sebagai presiden bersama wapres Ma'ruf Amin dalam pilpres th 2019 lalu, nama Pratikno kembali dipanggil Jokowi buat menjabat sebagai Mensesneg kembali musim 2019-2024 dalam Kabinet Indonesia Maju.